Saturday, August 29

Menggantung diri ketika peperiksaan


Pergantungan diri = Persandaran diri

"Persandaran makhluk hanya pada tuhannya. Tempat ia pasrahkan segalanya. Bukan selain daripada Pencipta…..Pasti kekecewaan yang akan dirasa. Bila bersandar pada makhluknya.Tika terpisah rasa kehilangan. Tika terasing rasa ditinggalkan.Jiwa menderita…. gelisah sentiasa. Biar bersandaran hanya pada tuhan. Merasai cukup hanya dengan-Nya." (Nowseeheart - Persandaran)

Bersandar = Bergantung

Kenapa perlu tempat bergantung?

- sifat diri yang serba kekurangan

- perlukan bantuan dan pertolongan

Dalam kehidupan harian, kita sering melihat pelbagai benda digantung. Baju digantung untuk dijemur bawah panas terik matahari. Langsir digantung untuk menghalang silauan cahaya matahari masuk ke dalam kamar sendiri. Tali leher digantung di leher ketika memakainya dan digantung di dinding apabila tidak digunakan.

Pergantungan adalah sesuatu yang perlu dalam hidup.

Bagi orang mukmin, pergantungan yang total hanyalah kepada Allah.

Namun, seringkali kita didatangi dengan bisikan-bisikan yang mengelirukan.

“Kalau berserah sahaja, camne nak jadi kerja?”

Lantas, apabila pernyataan begini menguasai diri, sifat tawakkal dilupakan langsung.

Manusia begitu yakin dengan kemampuan diri untuk menyelesaikan sesuatu perkara

Tanpa mengharapkan rahmat kasih sayang dan pemurah Allah Ta’ala

Perkara yang sering dilupakan:

1. Yakin dengan potensi diri membahagikan masa dengan berkesan tapi terlupa masa tetap milik Allah.

2. Yakin dengan kebijaksanaan diri tapi terlupa untuk menolong kawan ketika sendiri dalam kesempitan.

3. Sibuk dengan usaha sendiri hingga terlupa hak Allah yang perlu ditunaikan.

4. Qada’ dan Qadar tetap berlaku dengan kehendak Allah.

5. Tanpa nikmat Allah yang lain seperti kesihatan tubuh badan dan kelapangan masa, ikhtiar manusia tak menjanjikan apa-apa.

"Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal." (ALI 'IMRAN: 160)

******

Namun, setelah orang menganalisa pernyataan pertama tadi, tidak bermakna untuk melakukan yang sebaliknya. Rezeki takkan datang bergolek tanpa adanya usaha.

Oleh itu, sebaiknya bersederhanalah dalam segala urusan. Keadaan yang ekstrim akan membawa kesan yang ekstrim sama ada baik atau buruk.

Pointnya di sini, marilah kita bersama-sama mengejar anugerah Ramadhan dalam kesempitan waktu menghadapi peperiksaan ini.

Berdoalah kepada Allah dengan yakin setelah menunaikan perintahnya.

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (AL BAQARAH: 186)

*****
p/s: Ini hanyalah perkongsian pandangan peribadi penulis. Ruang untuk komentar sentiasa terbuka untuk membaiki diri.

0 Comments:

 

Followers

Fortified Fraternity Copyright © 2009